Diam di Rumah Saja Saat Corona Covid-19, Warga Jepang Diberi Bantuan Rp 14 Juta per Orang
Minggu, 26 April 2020
Edit
Warga negara Indonesia (WNI) yang sudah sembilan tahun tinggal di Jepang, Ivan Prakasa, mengaku tak takut harus menjalani hari-hari seorang diri saat pandemi Corona Covid-19 terjadi.
Ivan, mengungkapkan, dirinya percaya sama pemerintah Jepang dengan segala tindakannya, sehingga rasa aman itu muncul meski tinggal jauh dari orangtua.
"Kesepian, pasti. Tapi aku sendiri sudah lama di sini. Aku di sini justru lebih was-was ke orangtua yang ada di Indonesia," kata Ivan saat berbincang dengan Health Liputan6.com melalui sambungan telepon.
Pria berkacamata yang saat ini tinggal di Osaka sudah dua minggu bekerja dari rumah. Sewaktu pemerintah Jepang mengumumkan status emergency state (keadaan darurat), bukan memberlakukan lockdown, akibat kasus positif Corona COVID-19 yang terus meningkat, Ivan masih harus masuk kerja.
"Start emergency state condition itu 8 April sampai 6 Mei 2020 (untuk saat ini). Karena di tanggal segitu aku masih handle anak baru, jadinya baru bisa WFH (work from home) di 10 April sampai sekarang," ujarnya.
Menurut Ivan, status kondisi darurat hanya untuk tujuh prefektur dengan kasus positif Corona yang tinggi, di antaranya Tokyo, Osaka, Kanagawa, Chiba, Saitama, Fukoka, dan Yokohama. "Awalnya itu saja, sekarang kalau enggak salah menjadi 13 dari 47," katanya.
Selama status kondisi darurat, lanjut Ivan, pemerintah Jepang hanya mengimbau seluruh masyarakat untuk berada di rumah. Meski demikian warga tetap dibolehkan keluar untuk keperluan belanja makanan, pergi bekerja, mencari perawatan medis, dan berolahraga.
"Secara konotasi masih dibilang 'bebas'. Akan tetapi pada dasarnya masyarakatnya itu patuh-patuh. Banyak juga masyarakat yang mengikuti aturan dan menghindari keluar rumah," kata Ivan.
Bantuan Uang Tunai 100.000 Yen
Lebih lanjut, pemerintah Jepang bahkan berencana memberikan bantuan uang tunai sebesar 100.000 Yen atau setara Rp14 juta per individu agar seluruh masyarakat mau di rumah saja, supaya penanganan Corona cepat selesai.
"Sekaligus membantu masyarakat yang ekonominya terpuruk karena Corona," katanya.'
Bantuan uang tunai ini, kata Ivan, untuk semua penduduk yang tinggal di Jepang, termasuk orang asing seperti dirinya.
"Kita harus registrasi dulu," kata Ivan.
"Jadi, sistemnya itu pemerintah akan mengirim surat ke masing-masing rumah berdasarkan data penduduk. Nah, dari situ kemudian kita mendaftarkan diri kita. Barulah bantuan itu bisa diterima nantinya," katanya.
Menurut Ivan, nominal sebesar itu bagi masyarakat di Tokyo bisa dikatakan sedikit. Akan tetapi buat warga yang tinggal Osaka kayak dirinya, 100.000 Yen cukup buat hidup selama satu sampai dua bulan.
"Secara apartemen di Osaka (harga) Rp2 juta bisa dapat," katanya sembari tertawa.
Saat ini, Ivan tinggal menunggu formulir sampai ke rumah, plus pembagiannya.
Sempat Kesulitan Mendapatkan Masker
Ivan, melanjutkan, status emergency state dikeluarkan saat jumlah kasus positif Corona sudah berlipat ganda. Namun, dari jauh-jauh hari, pemerintah sudah mengingatkan seluruh masyarakat bahwa sedang terjadi penyebaran Virus Corona di Jepang, sehingga mereka diminta untuk waspada, dianjurkan pakai masker setiap berada di luar rumah, cuci tangan, dan selalu jaga kesehatan.